Senin, 25 Juli 2011

Pengembangan Properti Bali Harus Disertai Infrastruktur

Share
Ketua Persatuan Real Estate Bali, Sukadhana Wendha, menyatakan, Bali masih sangat menarik untuk investasi di sektor properti namun harus disertai penyempurnaan infrastruktur pendukung.

"Tanpa itu, semisal penambahan panjang jalan atau angkutan umum berupa kereta api, penambahan daya listrik terpasang, dan sebagainya; saya kira pengembangan properti bisa terhambat. Paling-paling hanya penambahan beberapa saja," katanya, di sela Kongres Ke-61 Federasi Asosiasi Real Estate Dunia (FIABCI), di Nusa Dua, Bali, Rabu petang.


Wendha menyatakan, selama ini, pengembangan properti di Bali terkonsentrasi di Kabupaten Badung dan sebagian Kota Denpasar. "Masih sangat banyak lokasi selain Kabupaten Badung dan Denpasar, yang baik untuk dikembangkan, tanpa harus mengorbankan konsep `Tri Hita Karana` yang menjadi kekuatan Bali," katanya.


Jika berbicara pengembangan properti untuk pariwisata, mulai dari resort, hotel, villa, dan spa, maka dukungan dari infrastruktur adalah keharusan. Kemacetan jalan yang semakin meningkat belakangan ini di Bali, katanya, bisa mengganggu kenyamanan wisatawan yang datang berlibur di Bali.


Hal-hal seperti itu mutlak menjadi kewenangan dan otoritas pemerintah di tingkat pusat dan daerah untuk mencari jalan keluar yang harus disesuaikan dengan keadaan dan nilai-nilai yang terdapat di Pulau Bali.


"Lain halnya jika properti itu ditujukan untuk perumahan. Lokasinya harus disesuaikan dengan pusat aktivitas dan bisnis di Bali, jadi tidak bisa jauh-jauh dari Kota Denpasar dan sekitarnya. Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Gianyar bisa menjadi alternatif menarik," katanya. 

Sumber: www.propertybusinessacademy.com

0 komentar:

Posting Komentar